CHICKEN POX/HERPES ZOSTER
1. Identifikasi.
Cacar Air (Varicella, Chickenpox) adalah suatu infeksi virus menular yang sering timbul dan menyebabkan ruam kulit berupa sekumpulan bintik-bintik kecil yang datar maupun menonjol, lepuhan berisi cairan serta keropeng, yang menimbulkan rasa gatal.
Chicken pox (varicella/cacar air) adalah penyakit virus akut, pada umumnya terjadi serangan mendadak dengan demam ringan, gejala umum ringan dikuti dengan munculnya erupsi kulit yang makulopapuler dalam beberapa jam, menjadi vesikuler dalam 3-4 hari dan meninggalkan keropeng bundar. Gelembungnya berbentuk monolokuler dan pecah bila ditusuk, berbeda dengan gelembung pada cacar yang berbentuk multilokuler, tidak kolaps. Lesi biasanya muncul berkelompok memanjang, dengan stadium yang berbeda pada waktu yang sama. Lesi lebih banyak muncul pada anggota tubuh yang tertutup daripada di tempat-tempat yang terbuka. Lesi juga bisa muncul pada kulit kepala, axilla bagian atas, dan membran mukosa mulut serta saluran pernapasan bagian atas dan juga pada mata. Lesi juga bisa muncul pada daerah iritasi, seperti pada daerah yang terbakar matahari dan ruam akibat popok bayi. Lesi yang muncul kemungkinan jumlahnya sangat sedikit sehingga luput dari observasi. Bisa terjadi infeksi ringan yang tidak jelas dan tidak khas.
Kadang-kadang, walaupun jarang pada orang dewasa, demam dan gejala klinis lainnya bisa muncul lebih berat. Komplikasi yang serius dari cacar air adalah pneumonia (karena virus dan bakteri), Infeksi bakteri sekunder, komplikasi perdarahan dan ensefalitis. Anak dengan lekemia akut, termasuk yang mengalami remisi sesudah kemoterapi adalah kelompok yang mempunyai risiko lebih tinggi terkena cacar air, yang angka kematiannya 5 - 10 % dari semua kasus.
Bayi baru lahir yang menderita cacar air pada umur 6 – 10 hari mempunyai risiko untuk menderita cacar air berat, begitu juga bayi yang lahir dari ibu yang terkena penyakit ini 5 hari sebelum atau 2 hari sesudah melahirkan. Sebelum ditemukan pengobatan virus yang efektif, fatality rate nya sampai 30 %. (Varicella/shingles).
2. Penyebab penyakit.
Herpesvirus 3 (alpha) manusia (Varicella zoster, VZV) termasuk kelompok Herpesvirus.
3. Distribusi penyakit.
Tersebar di seluruh dunia. Infeksi dengan herpesvirus 3 (alpha) manusia sangat umum terjadi. Di daerah dengan iklim sedang, paling tidak 90 % dari penduduknya pernah terkena cacar air pada usia 15 tahun dan setidaknya 95% pada kelompok dewasa muda. Pada daerah beriklim sedang, cacar air terjadi paling sering pada musim dingin dan awal musim semi. Gambaran epidemiologis dari cacar air di negara tropis berbeda dengan negara-negara beriklim sedang, dengan proporsi lebih tinggi kasus-kasus terjadi pada orang dewasa. Zoster terjadi lebih umum pada orang-orang yang lebih tua.
4. Reservoir : manusia.
Komplikasi
Anak-anak biasanya sembuh dari cacar air tanpa masalah. Tetapi pada orang dewasa maupun penderita gangguan sistem kekebalan, infeksi ini bisa berat atau bahkan berakibat fatal.
Adapun komplikasi yang bisa ditemukan pada cacar air adalah:
- Pneumonia karena virus
- Peradangan jantung
- Peradangan sendi
- Peradangan hati
- Ensefalitis (infeksi otak)
- Sindrom Reye
- Purpura
- Infeksi bakteri (erisipelas, pioderma, impetigo bulosa).
5. Cara penularan :
Dari orang ke orang melalui kontak langsung, droplet atau penularan melalui udara dari cairan vesikel atau sekret dari saluran pernapasan orang yang terkena cacar air atau cairan vesikel dari penderita herpes zoster; tidak langsung melalui benda yang baru saja terkontaminasi oleh discharge dari vesikel ataupun dari selaput lendir orang yang terinfeksi. Cacar air adalah salah penyakit yang sangat menular, terutama pada tahap awal erupsi; zoster mempunyai tingkat penularan yang rendah (kontak dengan varicella seronegatif akan berkembang menjadi cacar air).
6. Masa inkubasi.
Masa inkubasi berkisar antara 2 – 3 minggu; biasanya 14 – 16 hari. Masa inkubasi bisa lebih panjang sesudah pemberian imunisasi pasif terhadap varicella dan pada orang dengan tingkat kekebalan rendah.
7. Masa penularan
Paling lama 5 hari, tetapi biasanya 1 – 2 hari sebelum timbulnya ruam dan berlanjut sampai semua lesi berkeropeng (biasanya sekitar 5 hari). Masa penularan bisa lebih lama pada pasien yang tingkat kekebalannya rendah. Munculnya kasus sekunder pada anak-anak dalam satu keluarga adalah sekitar 70 – 90 %. Penderita zoster bisa menjadi sumber infeksi sekitar 1 minggu sesudah munculnya lesi vesikulopustuler. Individu yang rentan dianggap bisa menularkan penyakit 10 – 21 hari sesudah terpajan.
8. Kerentanan dan kekebalan.
Semua orang rentan terhadap varicella terutama mereka yang belum pernah terinfeksi; biasanya penyakit ini lebih berat jika menyerang orang dewasa daripada anak-anak. Infeksi biasanya menimbulkan kekebalan yang berlangsung lama; serangan kedua jarang terjadi, infeksi virus biasanya menjadi laten, dan penyakit ini bisa berulang sebagai herpes zoster pada sekitar 15 % orang dewasa dan kadang-kadang pada anak-anak.
Bagi yang ibunya tidak kebal, dan penderita leukemia biasanya menderita lebih berat, lebih lama atau bahkan fatal. Orang dewasa yang menderita kanker, terutama kanker kelenjar limfe dengan atau tanpa terapi steroid, pasien dengan kekebalan rendah dan orang dengan pengobatan yang menyebabkan kekebalan menurun mempunyai risiko terkena zoster yang berat, baik lokal maupun menyebar.
9. Cara-cara pemberantasan
A. Cara-cara pencegahan :
1). Vaksin virus varicella yang dilemahkan (Varivax®) mendapat lisensi untuk digunakan di AS pada tahun 1995. Dosis tunggal 0.5 ml di rekomendasikan untuk imunisasi rutin bagi anak usia 12 –18 bulan dan untuk imunisasi anak hingga umur 12 tahun yang belum pernah menderita varicella. Vaksin ini mempunyai efikasi kumulatif sekitar 70 – 90 % dalam mencegah varicella pada anak hingga umur 6 tahun. Orang yang telah mendapat imunisasi tetapi masih terkena varicella biasanya ringan dengan lesi yang lebih sedikit (biasanya kurang dari 50 dan lesi pada kulit tidak vesikuler), demam ringan atau tanpa demam sama sekali dan lama sakit lebih singkat. Jika diberikan dalam 3 hari sesudah terpajan, vaksin varicella bisa mencegah atau secara bermakna merubah perjalanan penyakit. Vaksin bisa digunakan untuk melindungi anak-anak dan remaja yang menderita leukemia limfoblastik yang mengalami remisi, dan dibutuhkan 2 dosis selama 4 – 8 minggu.
Vaksin varicella direkomendasikan diberikan kepada orang yang rentan dan berusia lebih dari 13 tahun.
2). Lindungi orang yang berisiko tinggi yang oleh karena sesuatu hal tidak dapat di imunisasi, seperti bayi dan orang yang kekebalannya rendah, dari pajanan dengan cara semua anggota rumah tangga dan mereka yang kontak dengan penderita seluruhnya diberi imunisasi.
3). Imunoglobulin varisela-zoster (Varicella-zoster immune globulin, VZIG), yang dibuat dari plasma darah donor dengan titer antibodi VZV yang tinggi, sangat efektif dalam memodifikasi atau mencegah penyakit jika diberikan dalam waktu 96 jam sesudah terpapar.
B. Pengawasan penderita, kontak dan lingkungan sekitar.
1). Laporan kepada instansi kesehatan setempat
2). Isolasi : anak-anak yang menderita varisela dilarang masuk sekolah, ruang medis, ruang gawat darurat atau dilarang berkunjung ketempat-tempat umum hingga vesikel menjadi kering, biasanya sesudah 5 hari bagi penderita anak-anak yang tidak mendapat imunisasi dan 1 – 4 hari bagi anak-anak yang menderita varisela pasca imunisasi. Di rumah sakit, isolasi yang ketat diterapkan terhadap penderita varisela karena risiko mendapat varisela yang berat bagi pasien dengan immunocompromised jika tertular.
3). Disinfeksi serentak : terhadap barang-barang yang terkontaminasi discharge dari hidung dan tenggorokan penderita.
4). Karantina : biasanya tidak dilakukan.
5). Perlindungan kontak : vaksin direkomendasikan untuk diberikan kepada orang yang rentan sesudah terpapar varisela. Data dari rumah tangga, rumah sakit dan masyarakat membuktikan bahwa vaksin varisela efektif dalam mencegah kesakitan atau mengurangi beratnya penyakit bila diberikan dalam 3 hari sampai dengan 5 hari sesudah terpapar. Obat anti virus seperti acyclovir nampaknya bermanfaat untuk mencegah atau merubah perjalanan penyakit varisela jika diberikan dalam kurun waktu 1 minggu sesudah terpajan. Dosis sebesar 80 mg/kg tiap hari dibagi dalam 4 dosis telah lama digunakan tetapi sampai sekarang belum ada regimen yang direkomendasikan secara umum untuk tujuan ini.
6). Investigasi kontak dan sumber infeksi : sumber infeksi bisa berasal dari penderita varisela atau herpes zoster. Semua orang yang kontak dengan sumber infeksi terutama mereka yang tidak memenuhi syarat untuk diberikan imunisasi, seperti wanita hamil, orang dengan immunocompromised dan bayi yang ibunya menderita varisela dalam 5 hari sebelum atau 2 hari sesudah melahirkan), sebaiknya dipertimbangkan untuk pemberian VZIG.
7). Pengobatan spesifik :
Baik vidarabine (adenine arabinoside, Ara-A®) maupun acyclovir (Zovirax®) efektif untuk mengobati cacar air dan zoster, namun acyclovir merupakan obat pilihan untuk cacar air. Untuk pengobatan herpes zoster, analog dari acyclovir dengan kemampuan absorpsi yang sudah diperbaiki saat ini telah tersedia dipasaran (valacyclovir dan famcyclovir). Obat ini bisa memperpendek gejala dan rasa sakit dari penderita zoster dewasa, terutama bila diberikan dalam waktu 24 jam sesudah munculnya ruam.
C. Tindakan penanggulangan wabah.
KLB cacar air sering terjadi disekolah, tempat penitipan anak dan institusi lain dan KLB biasanya berlangsung lama dengan banyak korban disertai dengan komplikasi. Penderita menular sebaiknya di isolasi dan kontak yang rentan diimunisasi dengan segera atau dirujuk ke dokter langganan atau dokter keluarga mereka untuk mendapat imunisasi, dengan maksud menanggulangi KLB yang terjadi. Orang yang oleh karena sesuatu hal tidak boleh diberi imunisasi seperti wanita hamil yang rentan dan orang-orang yang immunocompromised sebaiknya dievaluasi dan dipertimbangkan untuk diberi VZIG.
Referensi
Kandun, I Nyoman. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular.Jakarta.