Kamis, 11 November 2010

MALARIA

Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh sekelompok parasit yang disebut plasmodium . Plasmodium adalah parasit yang hidup dalam sel darah merah. Parasit merupakan organisme (mahluk hidup ) yang sangat kecil dan tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Parasit tidak dapat hidup sendiri, tetapi harus mendapat makanan dari organisme lain untuk hidup dan berkembang.

Seseorang dinyatakan positif menderita Malaria jika di dalam darahnya ditemukan parasit plasmodium melalui pemeriksaan mikroskopis.

Gejala dan tanda penyakit malaria

Gejala awal dari malaria tidak khas seperti lemas, sakit kepala, perasaan tidak enak pada perut dan ngilu pada seluruh badan kemudian diikuti dengan demam.

Yang khas dari malaria ialah pola demamnya. Demam diawali dengan menggigil biasanya pada siang hari sekitar jam 11-12 dan menggigil selama 15 menit sampai 1 jam (stadium dingin). Kemudian demam mencapai suhu tinggi, dapat mencapai 41⁰C, yang berlangsung selama 2 sampai 6 jam (stadium panas). Pada stadium panas, demam diikuti dengan keringat banyak dan demam berangsur turun dalam 2-4 jam. Demam ini dapat terlihat setelah infeksi sudah menetap selama 1 minggu.

Malaria mempunyai satu gejala khas lain yaitu pola demam yang berbeda antara satu spesies dengan spesies lainnya. Pada malaria vivax dan ovale demam terjadi setiap 48 jam sekali. Pada malaria falciparum demam terjadi setiap hari. Pada malaria malariae, demam terjadi setiap 72 jam.



Cara penularan penyakit malaria


Malaria tidak dapat ditularkan secara kontak langsung dari satu manusia ke manusia lainnya. Tetapi penyakit ini dapat menular malalui transfusi donor yang darahnya mengandung parasit malaria. Malaria yang klasik disebarkan oleh nyamuk Anopheles betina yang telah terinfeksi parasit malaria. Tidak semua nyamuk dapat menularkan malaria. Seseorang menjadi terinfeksi malaria setelah digigit nyamuk Anopheles betina yang sudah terinfeksi parasit malaria.

Pada saat nyamuk betina menggigit, dia memasukkan air liurnya yang mengandung parasit ke dalam peredaran darah di dalam tubuh manusia. Selanjutnya parasit masuk ke dalam sel-sel hati manusia. Sekitar 1 hingga 2 minggu setelah digigt, parasit kembali masuk ke dalam darah. Pada saat ini manusia tersebut mulai menunjukkan tanda-tanda atau gejala malaria. Parasit tersebut selanjutnya menyerang sel darah merah dan mulai memakan hemaglobin, bagian darah yang membawa oksigen. Pecahnya sel darah merah yang terinfeksi plasmodium ini dapat menyebabkan timbulnya gejala demam disertai menggigil. Karena banyak sel darah merah yang pecah, maka menyebabkan anemia.

Proses terjadinya penyakit ditentukan oleh hubungan antara tiga faktor yaitu pejamu (host), penyebab (agent), dan lingkungan (enviroment)

1. Pejamu/ Inang (Host)
Malaria mempunyai dua inang yaitu :

a) Manusia (intermediate host)

Secara umum dapat dikatakan bahwa pada dasarnya setiap orang dapat terkena malaria. Faktor yang berpengaruh pada manusia adalah :

- Ras atau suku bangsa.

- Kekurangan suatu enzim tertentu seperti enzim G6PD (glucosa 6 fosfat dehidrogenase)

- Kekebalan / imunitas yaitu adanya kemampuan tubuh manusia untuk menghancurkan plasmodium yang masuk atau membatasi berkembangbiaknya/jumlahnya.

b) Nyamuk Anopheles (Defenitive host)

Untuk kelangsungan hidupnya nyamuk memerlukan tiga tempat hidup, hubungan antara ketiga tempat hidup tersebut sebagai berikut :

Tempat berkembang biak - Tempat istirahat - Tempat mencari darah

Nyamuk Anopheles biasanya aktif mencari darah pada malam hari, ada yang mulai senja sampai tengah malam, ada yang mulai tengah malam sampai menjelang pagi hari.

2. Penyebab (Agent)

Agent penyebab malaria adalah genus Plasmodium, Famili Plasmodiidae, dari ordo Coccidiidae. Ada 4 macam plasmodium :
- Plasmodium Falciparum ( Malaria tropika )
- Plasmodium vivax ( malaria tertiana )
- Plasmodium malarie ( malaria kuartana )
- Plasmodium ovale ( jarang, umumnya di Afrika )

Parasit malaria memerlukan dua macam fase untuk kelangsungan hidupnya. Fase malaria dalam badan manusia disebut fase aseksual yang terdiri atas fase di luar sel darah merah dan fase dalam sel darah merah yang terbagi dalam : 1) fase sisogoni yang menimbulkan demam dan 2) fase gametomi yang menyebabkan seseorang menjadi sumber penular penyakit bagi nyamuk malaria. Dalam tubuh nyamuk terjadi fase seksual yang disebut sprogoni karena menghasilkan sprosoit yaitu bentuk parasit yang sudah siap untuk ditularkan kepada manusia.

3. Lingkungan (Envoroment)

Lingkungan yang berpengaruh terhadap timbulnya penyakit malaria adalah :

a) Fisik
Suhu udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus atau masa inkubasi ekstrinsik, terutama curuh hujan. Hujan yang berselang-seling dengan panas, berhubungan langsung dengan perkembanmgan larva nyamuk. Tersedianya air yang terus menerus memungkinkan nyamuk bertelur dan berkembang biak.

b) Biologi
Tumbuhan semak, pohon bakau, lumut, ganggang merupakan tempat perindukan dan tempat-tempat peristirahatan yang baik untuk nyamuk.

Tempat berkembang biak nyamuk malaria
- Tambak ikan / udang yang tidak terurus

- Galian pasir

- Genangan air

- Rumput dan semak-semak di tepi saluran

- Pakaian yang bergantungan di kamar

- Semak-semak di sekitar rumah

- Kaleng-kaleng bekas


Cara pemberantasan dan pencegahan penyakit malaria


Untuk mengatasi penyakit malaria, yang harus dilakukan adalah memutuskan mata rantai penularan penyakit. Oleh karena itu, untuk memutuskan mata rantai penularan penyakit harus memutuskan hubungan antara ketiga faktor penyebab penyakit (agent, host, dan enviroment ).

Untuk melenyapkan faktor penyebab agent berkembang biak, maka harus melenyapkan tempat hidup agent yaitu nyamuk Anopheles, dan membunuh kuman yang ada dalam tubuh manusia dengan cara pengobatan. Upaya yang dilakukan adalah penemuan dan pengobatan penderita malaria.

Untuk melenyapkan nyamuk anopheles, maka harus membunuh nyamuk anopheles dengan penyemprotan nyamuk, dan melenyapkan tempat perindukan nyamuk.

Lingkungan tempat perindukan nyamuk harus dilenyapkan dengan cara tidak membiarkan adanya genangan-genagan air di lingkungan manusia.

Untuk mencegah nyamuk menggigit manusia, maka diupayakan dengan tidur memakai kelambu, memakai lation anti nyamuk, dll.

Yang dapat dilakukan masyarakat

1. Menghindari gigitan nyamuk Anopheles. Yang perlu dilakukan :

- Mengaktifkan obat nyamuk : bakar, spray, elektrik

- Memakai kelambu

- Memakai pakaian yang dapat menutupi badan, dari mata kaki hingga pergelangan tangan

- Mengolesi badan dengan obat anti nyamuk

- Memasang kawat kasa

- Menjauhkan kandang ternak dari rumah

- Menghindari berada diluar rumah pada malam hari.

2. Membersihkan tempat hinggap/peristirahatan nyamuk Anopheles. Yang Perlu dilakukan:

- Membersihkan semak-semak

- Melipat kain-kain yang bergantungan

- Membuka jendela dan memasang genteng kaca

- Mengecat rumah dengan warna terang.

3. Meniadakan tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles. Yang perlu dilakukan:

- Mengalirkan air tergenang

- Menimbun lubang/kubangan/cekungan tanah yang dapat menampung air

- Membersihkan lumut di daerah lagun

- Membersihkan sampah (misalnya dedaunan) yang ada di air

- Mengatur rotasi pola tanam sawah (misalnya padi dan palawija)

- Tidak melakukan penambangan liar yang menyebabkan adanya genangan liar yang tidak terpelihara.

Pengobatan

Pengobatan pada penderita malaria menggunakan Combination Therapy/ ACT . Saat ini penggunaan Klorokuin tidak dianjurkan bahkan Depkes RI melarang penggunaan Klorokuin karena sudah resisten terhadap kuman malaria.

Jenis pengobatan yang diberikan saat ini bagi penderita malaria adalah :

-Artesunate

-Amodiaquine

-Primaquin


Kebijakan Departemen Kesehatan RI untuk pengendalian malaria

- Diagnosa Malaria harus terkonfirmasi atau Rapid Diagnostic Test.

- Pengobatan Menggunakan Combination Therapy/ ACT

- Pencegahan penularan malaria dengan kelambu ( Long Lasting Insekticidal Net )

- Kerjasama lintas sektor dalam forum gebrak malaria dan lintas program

- Memperkuat Desa Siaga dengan pembentukan Pos Malaria Desa (Posmaldes )



Kebijakan Departemen Kesehatan RI untuk pengendalian vektor

- Pelatihan petugas

- Penemuan aktif penderita

- Penatalaksanaan kasus dan pengobatan

- Pengendalian vektor

- Pos malaria desa

- Penyediaan sarana ( mikroskop, RDT ) bahan laboratorium dan obat-obatan (ACT)





TITIS AULIYA ASMARANI

E2A009022

REGULAR 1

FKM UNDIP

2 komentar: